balada malam 11 dan pagi 12
Malam hari tanggal 11 Oktober 2006, entah karena ada angin apa, eh, penulis malah berlabuh ke tempat di mana teknik bisa dikukus (kukusan teknik), menginap di kos-kosan adolf. Beberapa jam sebelum menginap, penulis, adolf, dan jere makan dahulu di takor FISIP dengan menu yang sama yaitu soto campur. Agak heran juga sebenarnya kenapa kok pada makan soto campur semua, mungkin karena bingung mau makan apa jadi dicampur semua? Filosofis sekali yak.
Lalu, perjalanan dilanjutkan ke kos-kosan penulis di lambir, dimana saudara jere menyedot beberapa lagu-lagu rohani yang dibawakan oleh GMB, Hillsong, sampe soundtrack sister act. Setelah acara penyedotan lagu selesai, kami pun segera berangkat ke kosan jere untuk drop lagu. Perjalanan kami cukup meriah meskipun hanya jalan kaki (maklum, rendah hati), diselingi dengan berbagai sharing khusunya mengenai PO, gereja, KK, dll.... Cukup menarik, karena tercetus ide untuk saat teduh bareng keesokan paginya di tempat jere.
Tanpa terasa, kami pun sampai di kosan jere, setelah drop lagu dan bermain game atlantis. Penulis dan adolf pun segera ke tempat adolf bermuara. Disana penulis mampir ke tempat jani, ngeprint paper SoftComp (thanks dolf!), lalu membaca paper tersebut sambil berbincang santai dengan adolf.
Waktupun menunjukkan jam 1 lewat, adolf pun ternyenyak. Sementara penulis tidak bisa nyenyak berhubung nyamuk yg teramat banyak. Akhirnya penulis dan adolf jadi donor darah dan membuat kerajaan nyamuk menjadi berkembang (hiks).
Karena tidak bisa tidur, akibatnya bisa bangun pagi (meskipun langsung pusing-pusing abis itu), penulis membangunkan adolf untuk ikut sahur sebelum saat teduh. Perjalananpun dimulai ke tempat makan terdekat yang searah dengan kos-kosan saudara jere.
Akhirnya penulis dan adolfpun makan, alangkah terkejutnya karena ketika makan waktu sahur habis. Dibawah tatapan pemilik warung yg bingung, kami pun terus makan dengan santai. Setelah itu kamipun berangkat ke tempat jere. (Di luar dugaan tidak susah membangunkan jere).
Akhirnya kami bertiga bangun, setelah mengobrol santai sebentar kami pun bersaat teduh dari renungan harian tanggal 12 Oktober 2006. Renungan ini diambil dari kitab Yesaya. Dari saat teduh tersebut penulis semakin menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah proses, tapi Tuhan pasti memberi kekuatan.
Yah, akhirnya pagi itu pun berlanjut dengan doa pagi di lantai 6 gedung Fasilkom, dimana secara mengejutkan saudara jere dan adolf tidak hadir (grrr), tapi ya sudahlah gpp.
Begitulah yg terjadi tgl 11 sampe 12, akhir kata, rajin-rajin saat teduh ya. GBU
Lalu, perjalanan dilanjutkan ke kos-kosan penulis di lambir, dimana saudara jere menyedot beberapa lagu-lagu rohani yang dibawakan oleh GMB, Hillsong, sampe soundtrack sister act. Setelah acara penyedotan lagu selesai, kami pun segera berangkat ke kosan jere untuk drop lagu. Perjalanan kami cukup meriah meskipun hanya jalan kaki (maklum, rendah hati), diselingi dengan berbagai sharing khusunya mengenai PO, gereja, KK, dll.... Cukup menarik, karena tercetus ide untuk saat teduh bareng keesokan paginya di tempat jere.
Tanpa terasa, kami pun sampai di kosan jere, setelah drop lagu dan bermain game atlantis. Penulis dan adolf pun segera ke tempat adolf bermuara. Disana penulis mampir ke tempat jani, ngeprint paper SoftComp (thanks dolf!), lalu membaca paper tersebut sambil berbincang santai dengan adolf.
Waktupun menunjukkan jam 1 lewat, adolf pun ternyenyak. Sementara penulis tidak bisa nyenyak berhubung nyamuk yg teramat banyak. Akhirnya penulis dan adolf jadi donor darah dan membuat kerajaan nyamuk menjadi berkembang (hiks).
Karena tidak bisa tidur, akibatnya bisa bangun pagi (meskipun langsung pusing-pusing abis itu), penulis membangunkan adolf untuk ikut sahur sebelum saat teduh. Perjalananpun dimulai ke tempat makan terdekat yang searah dengan kos-kosan saudara jere.
Akhirnya penulis dan adolfpun makan, alangkah terkejutnya karena ketika makan waktu sahur habis. Dibawah tatapan pemilik warung yg bingung, kami pun terus makan dengan santai. Setelah itu kamipun berangkat ke tempat jere. (Di luar dugaan tidak susah membangunkan jere).
Akhirnya kami bertiga bangun, setelah mengobrol santai sebentar kami pun bersaat teduh dari renungan harian tanggal 12 Oktober 2006. Renungan ini diambil dari kitab Yesaya. Dari saat teduh tersebut penulis semakin menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah proses, tapi Tuhan pasti memberi kekuatan.
Yah, akhirnya pagi itu pun berlanjut dengan doa pagi di lantai 6 gedung Fasilkom, dimana secara mengejutkan saudara jere dan adolf tidak hadir (grrr), tapi ya sudahlah gpp.
Begitulah yg terjadi tgl 11 sampe 12, akhir kata, rajin-rajin saat teduh ya. GBU